vfVhymenUzKJZBtuc4xcn47AG410gaBoiC4BEUGo
Bookmark

Positif Thinking Berkat Menulis

Sobat penulis, pernahkah kita terjebak dalam masalah? Apalagi kita mengalami penyesalan terhadap suatu kejadian? Tentu akan semakin membuat kita merasa bersalah. Terkadang  kita juga berlarut-larut dalam kesedihan.

Mekanisme Menulis dapat Menjadikan Positif Thinking

Dengan menulis, bisa menjadikan pikiran kita semakin meningkat, atau ‘positif thinking’. Testimoni berdatangan dari banyak penulis. Terutama penulis pemula. Bagaimana mekanismenya ya? Yuk, kita urai, bagaimana menulis dapat menjadikan ‘positif thinking.'

Pertama, bermula dari penerimaan diri dan apa yang sudah menjadi garis kehidupan. Bahwa sesuatu bukan terjadi begitu saja, pasti ada sebabnya. Banyak di antara kita yang bisa menerimanya. Namun jika hal buruk terjadi tanpa diduga, seseorang akan sulit menerima, dan banyak mengutuk keadaan. Stop sampai di sini ya! Sebelum Sobat meluapkan kesedihan dengan perkara yang negatif, cobalah untuk menulis.

Kedua, tuangkanlah dalam tulisan, dimulai dari ungkapan isi hati. Baik dari pengalaman pribadi, maupun mencari referensi persamaan pengalaman dari orang lain. Selebihnya, sadarilah kemampuan menulis dapat memberi semangat tersendiri, dibandingkan dengan Sobat lainnya yang tidak dapat menyalurkannya.

Ketiga, temukan satu keberuntungan diri kita, yang bisa disyukuri. Contoh, “Bersyukur  kejadianku tidak lebih parah dari dia.” Contoh keberuntungan lainnya, dari kemampuan literasi kita seperti dapat mencari referensi dan menulis. Hal ini patut disyukuri.

Keempat, tulislah berulang rasa syukur itu, minimal 3 kali. Penelitian dari karya Burton dan King mengembangkan penulisan ekspresif dengan menuliskan peristiwa positif yang membahagiakan. Hasilnya cukup mengejutkan, yakni dapat meningkatkan suasana hati yang positif. Dan, taraaa... Anda sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Terbukti, ‘menulis’ memang sangat besar manfaatnya.

Sumber foto: Google

Posting Komentar

Posting Komentar